Suargo nunut neroko katut itu suatu pepatah jawa yang biasanya untuk menggambarkan keadaan perempuan dalam berumah tangga.Ada kiasan lain perempuan teman wingking (wingking = belakang).Kiasan-kiasan itu jaman dulu dan mungkin sampai sekarang ada yang menerapkan walaupun dengan tidak menyadari.
Kiasan-kiasan tadi menggambarkan betapa seorang suami punya kekuasaan tertinggi yang tak terbantahkan.Apabila seorang suami dalam memimpin rumah tangga otoriter/kaku/tidak bisa di ganggu gugat/semua keputusan ada di tangan suami,sungguh itu neraka bagi si istri dan yang pastinya pembentukan keluarga secara utuh tidak bisa terjadi.
Sebetulnya dalam manajemen keluarga memang benar suami adalah pemimpin tetapi sebetulnya si istri yang mengamini atau menyetujui.Itu berarti apabila ada suatu masalah keluarga/keputusan keluarga harus seiring dan sejalan antara suami dan istri.
Yang terjadi sekarang ada juga yang berpedoman suami memimpin secara otoriter dan istri sebagai anggota keluarga sehingga sering muncullah permasalahan-permasalahan rumah tangga yang ujung-ujungnya bisa terjadi kekerasan rumah tangga.
Di jaman emansipasi perempuan ada juga si istri mempunyai karier dan penghasilan yang bagus di banding si suami dan dalam berumah tangga secara tidak sadar si istri menjadi pemimpin rumah tangga.Keadaan ini juga akan menimbulkan banyak kendala dalam pembentukan keluarga yang utuh (Contohnya Istri akan secara berani dan menantang si suami karena dia merasa mampu untuk mencukupi hidupnya sendiri ).
Dari kondisi (Kodrat=menempatkan pada posisinya) demokrasi atau manajemen yang tepat menurut ajaran islam dan mungkin tentang ini ajaran agama lain juga sama adalah Suami sebagai pemimpin rumah tangga dan Istri mempunyai kedudukan sebagai peng ACC. Jadi apabila istri tidak meng ACC keputusan selayaknya tidak jalan dan begitu pula sebaliknya
Dengan manajemen yang baik dalam berkeluarga InsyaAllah akan memudahkan langkah dalam mengarungi bahtera Rumag Tangga
Kiasan-kiasan tadi menggambarkan betapa seorang suami punya kekuasaan tertinggi yang tak terbantahkan.Apabila seorang suami dalam memimpin rumah tangga otoriter/kaku/tidak bisa di ganggu gugat/semua keputusan ada di tangan suami,sungguh itu neraka bagi si istri dan yang pastinya pembentukan keluarga secara utuh tidak bisa terjadi.
Sebetulnya dalam manajemen keluarga memang benar suami adalah pemimpin tetapi sebetulnya si istri yang mengamini atau menyetujui.Itu berarti apabila ada suatu masalah keluarga/keputusan keluarga harus seiring dan sejalan antara suami dan istri.
Yang terjadi sekarang ada juga yang berpedoman suami memimpin secara otoriter dan istri sebagai anggota keluarga sehingga sering muncullah permasalahan-permasalahan rumah tangga yang ujung-ujungnya bisa terjadi kekerasan rumah tangga.
Di jaman emansipasi perempuan ada juga si istri mempunyai karier dan penghasilan yang bagus di banding si suami dan dalam berumah tangga secara tidak sadar si istri menjadi pemimpin rumah tangga.Keadaan ini juga akan menimbulkan banyak kendala dalam pembentukan keluarga yang utuh (Contohnya Istri akan secara berani dan menantang si suami karena dia merasa mampu untuk mencukupi hidupnya sendiri ).
Dari kondisi (Kodrat=menempatkan pada posisinya) demokrasi atau manajemen yang tepat menurut ajaran islam dan mungkin tentang ini ajaran agama lain juga sama adalah Suami sebagai pemimpin rumah tangga dan Istri mempunyai kedudukan sebagai peng ACC. Jadi apabila istri tidak meng ACC keputusan selayaknya tidak jalan dan begitu pula sebaliknya
Dengan manajemen yang baik dalam berkeluarga InsyaAllah akan memudahkan langkah dalam mengarungi bahtera Rumag Tangga
Komentar
Posting Komentar