Berawal dari sharing Foto di Grup whatsapp Alumni FK UGM Angkatan 93 oleh Dr Anton BD dengan gambar sebagai berikut
Kemudian berikut kumpulan dari Dr Roni Triwirasto,SP.KJ
yang seorang dengan Kompetensi
- Researcher di Centre of Bioethics and medical humanities
- Consultation Liaison Psychiatry Co di Department of Psychiatry
- Dosen di faculty of medicine UGM
- Jurusan Clinical Medicine di Taipei Medical University
- Pernah belajar di Universitas Gadjah Mada
- Jurusan Methodology and Epidemiological Research in Mental Health di Harvard Medical School
Dan berikut petikan tulisan Dr Roni Psikiater Jogja (sudah seijin beliau)
@anton : jumlah perokok tdk akan turun pak, yg ada malah angka perilaku emosional agresif yg meningkat karena kebutuhan rokok yg 'sulit',jd ada memaksakan diri utk dpt. "pokoke piye carane ben entuk", ke depan jgn heran kalau situasinya jd isinya agresif dimana mana
@anton : nikotin ki zat yg 'nyandu' tertinggi lho pak, kmdn kafein...
@anton dan @all : sebenernya ada yg berbahaya utk neurotoksik, dibandingkan asap rokok. yaitu asap kendaraan bermotor, semakin bnyk pb pd asap yg dihirup sehari2 jd neurotoksik. Pb akan rebutan dgn Oksigen, shg bisa menyebabkan hipoksia juga. Pd penelitian(ku) dgn subyrk hewan coba, hipoksia 10 menit pd otak perilaku impulsifnya meningkat bisa 2x nya. Jd mnrtku bukan rokok yg dinaikkan harganya, tp kemudahan transportasi umum dulu yg diperbaiki, biar ga bnyk asap kendaraan.
@anton : diciptakan dulu hal2 yg senyaman rokok, contoh : perbaiki transportasi, yg mudah, murah terjangkau, kemnaa mana gampang. Pekerjaan gampang, harga pangan murah. Kalau kebutuhan dasarnya sdh didapat dgn nyaman, maka org tdk akan melampiaskan ke hal2 spt rokok atau zat adiktif
kalau kebutuhan dasarnya sdh gampang kok tetep lari ke hal2 spt rokok dan zat adiktif lainnya, maka otoritas berhak 'menyalahkan' si perokok. Nek blm bisa, jgn ditambah harganya jd mahal, org akan agresif @anton
Semoga tulisan diatas bisa bermanfaat bagi pemegang wewenang alias Pemerintahan RI
Baca JUga : akibat menaikkan harga rokok pemerintah yang nanggung
Kemudian berikut kumpulan dari Dr Roni Triwirasto,SP.KJ
yang seorang dengan Kompetensi
- Researcher di Centre of Bioethics and medical humanities
- Consultation Liaison Psychiatry Co di Department of Psychiatry
- Dosen di faculty of medicine UGM
- Jurusan Clinical Medicine di Taipei Medical University
- Pernah belajar di Universitas Gadjah Mada
- Jurusan Methodology and Epidemiological Research in Mental Health di Harvard Medical School
Dan berikut petikan tulisan Dr Roni Psikiater Jogja (sudah seijin beliau)
@anton : jumlah perokok tdk akan turun pak, yg ada malah angka perilaku emosional agresif yg meningkat karena kebutuhan rokok yg 'sulit',jd ada memaksakan diri utk dpt. "pokoke piye carane ben entuk", ke depan jgn heran kalau situasinya jd isinya agresif dimana mana
@anton : nikotin ki zat yg 'nyandu' tertinggi lho pak, kmdn kafein...
@anton dan @all : sebenernya ada yg berbahaya utk neurotoksik, dibandingkan asap rokok. yaitu asap kendaraan bermotor, semakin bnyk pb pd asap yg dihirup sehari2 jd neurotoksik. Pb akan rebutan dgn Oksigen, shg bisa menyebabkan hipoksia juga. Pd penelitian(ku) dgn subyrk hewan coba, hipoksia 10 menit pd otak perilaku impulsifnya meningkat bisa 2x nya. Jd mnrtku bukan rokok yg dinaikkan harganya, tp kemudahan transportasi umum dulu yg diperbaiki, biar ga bnyk asap kendaraan.
kalau kebutuhan dasarnya sdh gampang kok tetep lari ke hal2 spt rokok dan zat adiktif lainnya, maka otoritas berhak 'menyalahkan' si perokok. Nek blm bisa, jgn ditambah harganya jd mahal, org akan agresif @anton
Semoga tulisan diatas bisa bermanfaat bagi pemegang wewenang alias Pemerintahan RI
Baca JUga : akibat menaikkan harga rokok pemerintah yang nanggung
Sya stju pndpt di atas, mnrt sya bkn cma tu ja, jika hrg rkok naik segtu tnngny, mka efekny nnti dr pihak owner akn menghntkn produksiny karna pemasaran rokok anjlok shg pabrik bs2 tutup jiki smua pabrik rokok tutup otomatis smua karyawn dr pabrik rkok tsb akn ngangngngguuuuuur, pemerinth RI prnh mmbyngkn g jika hal tu trjd?pmrnth akn brtnggng jwb ats smuaya.
BalasHapus